Dr Arrazy Hasyim, MA Semoga Idrisiyyah Menjadi Lokomotif Perjuangan

Dr Arrazzy Hasyim (peci hitam) | Marco Idrisiyah

Dr Arrazy Hasyim, MA

Semoga Idrisiyah Menjadi Lokomotif Perjuangan

Dr Arrazy Hasyim pendakwah yang populer lewat kanal Yotube. Akun Youtubenya diramaikan dengan diskusi pro kontra tasawuf.

Pernah menjadi dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta, dan kini menjadi dosen Institut Ilmu Quran (IIQ) Jakarta. Pria yang sering disapa Buya ini pernah mengamalkan beberapa tarekat seperti Qadiriyyah, Syadziliyyah, Samaniyyah, Naqsyabandiyah hingga Khidhiriyyah. 

Tarekat Khidhiriyyah adalah tarekat Makrifatullah (diawali dengan pengenalan kepada Allah SWT) sebelum berdzikir. Dosen lulusan filsafat pernah menerima beberapa ijazah thariqah dalam menyebarkan ilmu tasawuf di media sosial. 

Buya Arrazy mengenal Syekh Akbar Muhammad Fathurahman melalui kanal Youtube Tarekat Idrisiyyah. Dari situ, timbullah rasa mahabbah dan ingin bertemu.

Di internet Buya mencari-cari, siapa yang telah mengembangkan tarekat di Indonesia. Ternyata ia menemukan Tarekat Idrisiyyah. Syekh Akbar Muhammad Fathurrahman menurut Arrazy adalah sosok yang alim, dan memajukan tarekat dengan denyut aktivitas ekonominya.

Menurutnya, beruntung sekali bagi murid yang berkhidmah (pengabdian) ke Syekh. Bagus kalau murid sudah cinta pada Syekh dan mengaplikasikan cinta tersebut dengan Khidmah kepada Guru Mursyid.

“Khidmah itu lebih tinggi dari wirid, karena ikut membersamai pergerakan Guru, jadi bagi yang khidmah, bukan lagi Qolbu yang makrifat, tapi Ruh yang makrifat kepada Allah SWT,” tulisnya.

Berikut petikan wawancaranya dengan Salman Al Farizi dari Marcomm Idrisiyyah di sela-sela shooting  Kajian Tasawuf Serambi Islami,  Senin (31/08/2021), di studio TVRI Jakarta.

Apa kesan Anda tentang Syekh Akbar Muhammad Fathurahman?

Sebenarnya Saya sudah lama terhubung dengan Idrisiyyah, baik dari ijazah-ijazah Masyaikhnya, talqin zikir dan mengamalkan beberapa awrad nya. Lebih mengenal lagi kapan awal Pandemi atau bulan Puasa. Saya juga pernah mengunjungi "Ingin terhubung dengan hadis yang juga Idrisiyah!" Lalu tiba-tiba ada Syekh dari Yaman beliau ahli hadis yang juga ahli Thariqah Idrisiyyah . Dia datang ke rumah dan mengajarkan tentang Tarekat Idrisiyah Sanusiyyah . Setelah itu saya mencari cari apa itu Tarekat Idrisiyyah    

Saya juga akhirnya mengetahui bahwa, sebelumnya ada Syekh Akbar Abdul Fattah, yang juga merupakan guru dari pendiri Pesantren Temboro , beliau juga guru dari ustadz-ustadz di Jawa dan Sunda.  

Ternyata ada penerusnya Syekh Akbar M. Fathurahman, biasa disebut oleh murid-muridnya dengan sebutan Syekh Akbar, dan memang beliau Akbar. Saya tidak melihat hanya seorang praktisi Thariqah , tapi juga seorang muharrik (penggerak). Itulah spirit dari Sanusiyyah, yang membedakan dari tarekat lainnya. Syekh Sanusi Ahli Fiqih, Akidah yang bermazhab Maliki. Sangat ketat, Itulah yang kita lihat hingga sekarang ini. Wanitanya bercadar dan ikhwannya rendah hati (hangat/akrab), kalbu mereka terbuka.  

Saya menggarisbawahi, Tarekat yang Haraki. Begini, percobaan politik sudah dilakukan oleh berbagai ideologi di Indonesia dari Nasionalisme, Sosialisme hingga Komunisme. Pertanyaannya, kapan Tarekat memainkannya?

Sebenarnya Tarekat Harakiyah sudah bergerak sejak lama, hampir semua pejuang itu bertarekat. Muhammad Hatta seorang Naqsyabandiyah, Soekarno murid dari HOS Tjokroaminoto, Penganut Syadziliyah. Soekarno sering menyebut gurunya dengan istilah yang populer dalam tarekat disebut sebagai Rabithah (ikatan guru dan murid), "Tjokroaminoto adalah cermin diriku!' kata Soekarno Beliau sempat diambil mantu oleh gurunya Jadi pendiri negeri ini seorang Sufi Namun sempat menjauh sekarang meninggalkan semoga Idrisiyah menjadi lokomotif yang memimpin pergerakan ini. 

Kenapa Buya begitu yakin?

Karena menggabungkan Fiqih Akidahnya dengan yakin. Bukan berjalan lagi ke sana atau tidak. Tapi harus ke sana! Tidak harus Mursyidnya yang berpolitik, tapi ada orang-orang kepercayaan beliau yang maju berpolitik. Ada menjadi Naib atau wakil pengganti, di bidang Tarbiyah, Ekonomi dan tentu saja Politik.  

Jadi ini menepis anggapan Tarekat itu hanya Kebatinan atau Pertapa?

(Tertawa) Iya Benar! Kalau begitu lihat saja Hatta dan Soekarno. Bahkan semua ilmu terhubung dengan Sufiyah 

Masih tentang Politik, ada anggapan bahwa Pandemi ini akan menghasilkan Tatanan Dunia Baru?

Betul. Dunia sekarang dan nanti tidak akan sama dengan yang dulu. Perlu kami sampaikan Pandemi ini tidak akan berakhir, akan terus dan terus puncaknya akan muncul Dajjal. Maka pergerakan Islam harus disiapkan untuk menyambut Al Mahdi. Kepemimpinannya ala minhajin nubuwwah , mengikuti manhaj Kenabian. Kenabian maksudnya apa? Tak lain Keruhanian, kepemimpinan yang merupakan perpaduan antara lahir dan batin. 

Itulah dalam sebuah kesempatan Syekh Akbar M Fathurahman mengatakan, "Saya lebih suka Pandemi ini lama."

itu yang disebut di Kitab Hikam, “Musibah adalah hari rayanya para murid.” Jadi dengan adanya pandemi ini, dompet menipis tapi secara ruhani menebal. 

Tentang Media Sosial, yang bak pedang bermata dua, apa komentar Buya? 

Satu ayat saja, dalam Al Isra ayat 36 “Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui. Karena penglihatan, penglihatan dan hati nurani, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya.” 

Dalam bahasa Arab Ma'rifatu Syai , mengerti sesuatu dengan sempurna. Sesuai dengan obyeknya. Jadi kalau tidak paham, gak usah komen!    

Buya aktif di channel Youtube, tapi ada yang me-like tapi juga ada yang suka?

Salah satu ciri pejuang, “Tidak melambung ketika dicaci!”                     

SUFI TV

Silahkan Klik

Mafaza-Toko

Lengkapi Kebutuhan Anda

Comments

Popular posts from this blog

BERITA DUKA Prof Amin Syukur Wafat