Masjid bikin Solid

Masjid Al Fattah Tasikmalaya | Marcomm Idrisiyyah

Remaja Masjid pernah ramai di tahun 80-an, aktivisnya pun mewarnai perubahan

Majalah Sufi | Setiap langkah menuju masjid sebagai penghapus dosa dan langkah yang lain sebagai pengangkat derajat

أنَّ النبيَّ – صلى الله عليه وسلم – قَالَ: «مَنْ تَطَهَّرَ في بَيْتِهِ، ثُمَّ مَضَى إلى بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ، لِيَقْضِي فَرِيضَةً مِنْ فَرَائِضِ اللَّهِ، كَانَتْ خُطُواتُهُ، إحْدَاهَا تَحُطُّ خَطِيئَةً، وَالأُخْرَى تَرْفَعُ دَرَجَةً». رواه مسلم.

Nabi Muhammad ﷺ  bersabda: “Barangsiapa yang bersuci di rumahnya kemudian ia pergi ke salah satu dari beberapa rumah Allah -yakni masjid- untuk menyelesaikan salah satu shalat wajib dari beberapa shalat yang diwajibkan oleh Allah, maka langkah-langkahnya itu yang selangkah dapat menghapuskan satu kesalahan sedang langkah lainnya dapat menaikkan satu derajat.” (HR Muslim)

Selama 13 tahun berumahtangga di Jakarta, Penulis memang menjadi ‘kontraktor’ dalam arti rumah berpindah-pindah alias kontrak. Anak saya yang pertama Ibrahim, dari TK Kecil hingga kelas 3 SD selalu berpindah sekolah. TK Kecil di TK Al barokah Cipinang, TK Besar di AL Istiqomah Penggilingan, Kelas 1 di SDIT Baiturrahman, Kelas 2 dan 3 di SD Inpres dan Pindah lagi ke SDIT an Nisa di Pondok Gede. 

Meski pindah-pindah tapi sebagai mantan Pengurus Remaja Masjid, keterikatan pada masjid selalu terjalin. Alhamdulillah dari masjid inilah mengalir keberkahan, karena memiliki tetangga yang juga ahlul masjid. 

Apalagi istri yang memang oleh ortu-nya dikader untuk menjadi guru, setiap pindah kontrakan selalu memiliki murid. Jadi setiap pindah rumah, ada saja tetangga yang menitipkan anaknya untuk belajar Iqro. Hingga di Jatisari dipercaya untuk mengelola TPQ yang kemudian berkembang menjadi Yayasan pendidikan.

Agar bisa istiqomah: Selain karena ilmu, melangkah ke masjid memang butuh latihan juga keberanian. Kalau soal hujan atau masalah cuaca tidak terlalu berat, dibandingkan pandangan tetangga. 

Seringkali dalam hati ada terlintas, rasa yang gado-gado: Malu, jengah, minder bahkan riya. Apalagi kalau sampai terpeleset ke lubang maksiat, “Si Anu yang suka ke masjid itu bla bla bla ....”

Ternyata alasan-alasan itulah yang mengahantui perasaan  tetangga yang jarang ke masjid. Padahal suara adzan sudah berkumandang memasuki ruang-ruang rumahnya. Hatinya tak tergerak untuk berangkat ke masjid.  

MK Idrisiyyah

Furqon

Dari disiplin itu akhirnya jadi kebiasaan, rasanya belum shalat bila belum ke masjid. Interaksi penulis dengan Jamaah Tabligh menguatkan rasa cinta ke masjid. Masjid bukan hanya tempat shalat, tapi sarana pembinaan dan dakwah. 

Jaminan keimanan bagi orang yang rajin shalat dimasjid

عن النبيِّ – صلى الله عليه وسلم – قَالَ: «إذا رَأَيْتُمُ الرَّجُلَ يَعْتَادُ المَسَاجِدَ فَاشْهَدُوا لَهُ بالإيمَانِ

Nabi ﷺ sabdanya: “Jika engkau semua melihat seseorang membiasakan -pulang pergi- ke masjid, maka saksikanlah ia dengan keimanan -yakni bahwa orang itu benar-benar orang yang beriman. (HR Tirmidzi)

Penulis bukan dari kalangan santri, tapi karena sering ke masjid akhirnya orang pun memandang sebagai seorang yang berilmu. Darisitu tumbuhlah wibawa dan orang memandang kita dengan hormat. Dengan sendirinya jadi semakin memperdalam ilmu agama dan berhati-hati. Karena itu tadi seakan semua mata memandang kita, kita tidak ingin mengotori kesucian masjid. 

Oiya di Remaja Masjid dulu, tak sedikit lho teman-teman yang mendapatkan jodohnya. Ini juga bisa dibilang blessing in disguise kali ya?   

Kemakmuran

Karena di masjid itu banyak program kajian, seringkali orang berkonsultasi pada kita. Dari situ ada semacam simpul jaringan. Apalagi kalau bisa mengkapitalisasinya, fidunya hasanah wa fil akhirati hasanah. Di masjid, kegiatannya beragam tak hanya untuk shalat, tapi ada juga Silat. 

Masjid-masjid sekarang ada aulanya, perpustakaan, sarana olahraga dan taman bermain. Setiap ada Tabligh akbar, ramai oleh pedagang kakilima.  

Ada beberapa masjid yang DKM nya bisa menjadi contoh dalam pengelolaan, seperti masjid Jogokariyan Yogyakarta, Masjid Al Fattah Tasikmalaya dan juga Masjid Sunda Kelapa Jakarta. Masjid yang hidup dengan aktivitas yang beragam.

Masjid sebagai sentral

Lembar sejarah mencatat, para wali di Nusantara dan terutama di Jawa, mejadikan masjid sebagai sentral. Tata kotanya, melingkupi Kerajaan (pemerintahan), Kauman, alun-alun dan masjid sebagai titik pusat bergerak. Bahkan konsep ini masih dipertahankan di awal-awal pendirian kota Jakarta, Ada balaikota DKI Jakarta, alun-alun Tugu Monas dan Masjid Istiqlal.   Tapi seiring zaman yang materialistis kini yang menjadi sentral adalah Pasar atau Mall.  

النبيِّ – صلى الله عليه وسلم – قَالَ: «بَشِّرُوا المَشَّائِينَ في الظُّلَمِ إلى المَسَاجِدِ بِالنُّورِ التَّامِّ يَوْمَ القِيَامَةِ». رواه أبُو دَاوُدَ وَالتِّرمِذِيُّ.

Nabi Muhammad ﷺ bersabda, “Sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang berjalan di waktu malam ke masjid-masjid bahwa mereka akan memperoleh cahaya yang sempurna besok pada hari kiamat.” (HR Abu Dawud dan Tirmidzi).

Allah akan berikan cahaya perlindungan yang sempurna pada hari kiamat bagi orang yang hatinya terikat dengan masjid. Jadi perubahan atau kebangkitan itu dimulai dari diri sendiri, dengan rajin ke masjid terbentuklah masyarakat yang cinta masjid dan dengan sendirinya akan terbentuk peradaban yang Islami.  Insya Allah.

Salman Al Farizi

Silakan klik:

Khadijah ra Cinta Sejati Rasulullah saw


Kisah Khadijah, Ummul-Mu`minîn, meninggalkan kesan yang mendalam. Seluruh umat Islam, tak peduli sebesar apa pun perbedaan paham di antara mereka, mereka akan mencintainya sepenuh hati.

Comments

Popular posts from this blog

BERITA DUKA Prof Amin Syukur Wafat