ZIKIR PLUS TAHAJUD Memupuk Sabar dalam Petunjuk

“Sebutlah nama Tuhanmu pada (waktu) pagi dan petang dan pada sebagian dari malam, maka sujudlah kepada-Nya dan bertasbihlah kepada-Nya pada bagian yang panjang dimalam hari.” (QS. [76] : 25-26) 

Majalah Sufi | Benar sekali menemukan Islam sebuah karunia, tapi mengisinya dengan ibadah adalah sebuah karunia yang harus dipertahankan.  Sayangnya kita sering keliru, bahwa setelah mendapat petunjuk Islam (Al Quran) maka semua perkara akan mudah tinggal senang-senang. Setelah mendapat Guru Mursyid maka karomah akan datang bertubi-tubi. Setelah bertarekat, maka rezeki akan datang sendiri. Padahal hakikat hidup di dunia ini adalah ujian. 


Cobaan akan terus datang menghampiri dalam kehidupan manusia. Kepahitan akan terus ditelan suka atau tidak. Untuk menghadapi semua itu butuh kesabaran. Bagi manusia biasa saja kesabaran sangat dibutuhkan, apalagi bagi seorang Salik kesabaran harus berlipat ganda. Jiwa sabar diperoleh dengan ibadah, banyak berzikir dan Tahajud. 


Unsur Pokok Surah Al Insaan (الإنسان)


Surat Al Insaan adalah surat ke 76 dalam urutan Al Quran, terdiri atas 31 ayat, termasuk golongan surat-surat Madaniyyah , diturunkan sesudah surat Ar Rahmaan.


Dinamai "Al lnsaan" (manusia) diambil dari perkataan "Al Insaan" yang terdapat pada ayat pertama surat ini.


Tentang Keimanan dalam surat Al Insan mencakup

Penciptaan manusia.

Petunjuk untuk mencapai kehidupan yang sempurna dengan menempuh jalan yang lurus.

Memenuhi nazar.

Memberi makan orang miskin dan anak yatim serta orang yang ditawan karena Allah.

Takut kepada hari kiamat.

Mengerjakan shalat dan shalat Tahajud dan bersabar dalam menjalankan hukum Allah.

Ganjaran terhadap orang yang mengikuti petunjuk dan ancaman terhadap orang yang mengingkarinya.


Suasana Tadarus Al Quran Masjid Al Fattah Tasikmalaya

Silakan Klik:

۞Gerakan Wakaf al Quran۞

Hanya dengan Rp 50.000 Anda sudah ikut berdakwah


Berikut ini penjelasan Tafsir surat Al Insan ayat 23 - 31 yang kami kutip dari Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir Al-Bashri Ad-Dimasyqi atau yang lebih dikenal dengan Tafsir Ibnu Katsir:



إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا عَلَيْكَ الْقُرْآنَ تَنْزِيلًا (23) فَاصْبِرْ لِحُكْمِ رَبِّكَ وَلَا تُطِعْ مِنْهُمْ آثِمًا أَوْ كَفُورًا (24) وَاذْكُرِ اسْمَ رَبِّكَ بُكْرَةً وَأَصِيلًا (25) وَمِنَ اللَّيْلِ فَاسْجُدْ لَهُ وَسَبِّحْهُ لَيْلًا طَوِيلًا (26) إِنَّ هَؤُلَاءِ يُحِبُّونَ الْعَاجِلَةَ وَيَذَرُونَ وَرَاءَهُمْ يَوْمًا ثَقِيلًا (27) نَحْنُ خَلَقْنَاهُمْ وَشَدَدْنَا أَسْرَهُمْ وَإِذَا شِئْنَا بَدَّلْنَا أَمْثَالَهُمْ تَبْدِيلًا (28) إِنَّ هَذِهِ تَذْكِرَةٌ فَمَنْ شَاءَ اتَّخَذَ إِلَى رَبِّهِ سَبِيلًا (29) وَمَا تَشَاءُونَ إِلَّا أَنْ يَشَاءَ اللَّهُ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلِيمًا حَكِيمًا (30) يُدْخِلُ مَنْ يَشَاءُ فِي رَحْمَتِهِ وَالظَّالِمِينَ أَعَدَّ لَهُمْ عَذَابًا أَلِيمًا (31)


Sesungguhnya Kami telah menarunkan Al-Qur’an kepadamu (hai Muhammad) dengan berangsur-angsur. Maka bersabarlah kamu untuk (melaksanakan) ketetapan Tuhanmu, dan janganlah kamu ikuti orang yang berdosa dan orang yang kafir di antara mereka. Dan sebutlah nama Tuhanmu pada (waktu) pagi dan petang, dan pada sebagian dari malam, maka sujudlah kepada-Nya dan bertasbihlah kepada-Nya pada sebagian yang panjang di malam hari. Sesungguhnya mereka (orang kafir) menyukai kehidupan dunia dan mereka tidak memperdulikan kesudahan mereka, pada hari yang berat (hari akhirat). Kami telah menciptakan mereka dan menguatkan persendian tubuh mereka, apabila Kami menghendaki, Kami sungguh-sungguh mengganti (mereka) dengan orang-orang yang serupa dengan mereka. Sesungguhnya (ayat-ayat) ini adalah suatu peringatan, maka barang siapa menghendaki (kebaikan bagi dirinya), niscaya dia mengambil jalan kepada Tuhannya. Dan kamu tidak mampu (menempuh jalan itu), kecuali bila dikehendaki Allah. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui lagi Mahabijaksana. Dia memasukkan siapa yang dikehendaki-Nya ke dalam rahmat-Nya (surga). Dan bagi orang-orang zalim disediakan-Nya azab yang pedih.


Allah SWT menyebutkan karunia yang telah dilimpahkan-Nya kepada Rasul-Nya melalui Al-Qur'an yang telah Dia turunkan kepadanya:

{فَاصْبِرْ لِحُكْمِ رَبِّكَ}

Maka bersabarlah kamu untuk (melaksanakan) ketetapan Tuhanmu. (Al-Insan: 24)


Sebagaimana Aku telah muliakan kamu melalui Al-Qur'an yang Kuturunkan kepadamu, maka bersabarlah dalam menghadapi ketetapan dan takdir-Nya, dan ketahuilah bahwa Dia akan mengaturmu dengan pengaturan yang terbaik.


{وَلا تُطِعْ مِنْهُمْ آثِمًا أَوْ كَفُورًا}


dan janganlah kamu ikuti orang yang berdosa dan orang yang kafir di antara mereka. (Al-Insan: 24)


Janganlah kamu condong kepada kekafiran dan plinplan seperti orang-orang munafik. Kekafiran dan Munafik itu menghalang-halangi penyampaian apa yang diturunkan kepadamu. Tetapi sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu, dan bertawakallah kepada Allah Taala. Sungguh Allah SWT akan memelihara dirimu dari gangguan manusia. 


Asim artinya orang yang durhaka dalam perbuatannya, yakni pendosa; dan al-kafur artinya orang yang kafir (tertutup dari kebenaran).


{وَاذْكُرِ اسْمَ رَبِّكَ بُكْرَةً وَأَصِيلا}


Dan sebutlah nama Tuhanmu pada (waktu) pagi dan petang. (Al-Insan [76] : 25)


Berzikir di mengawali siang hari dan di penghujungnya, yang menunjukkan sifat dawam atau terus menerus, langgeng.


{وَمِنَ اللَّيْلِ فَاسْجُدْ لَهُ وَسَبِّحْهُ لَيْلا طَوِيلا}


Dan pada sebagian dari malam, maka sujudlah kepada-Nya dan bertasbihlah kepada-Nya pada bagian yang panjang di malam hari. (Al-Insan [76] : 26)


Semakna dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya:

وَمِنَ اللَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهِ نافِلَةً لَكَ عَسى أَنْ يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقاماً مَحْمُوداً

Dan pada sebagian malam hari salat tahajudlah sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhanmu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji. (Al-Isra [17] : 79)


Dan firman-Nya:

يَا أَيُّهَا الْمُزَّمِّلُ قُمِ اللَّيْلَ إِلَّا قَلِيلًا نِصْفَهُ أَوِ انْقُصْ مِنْهُ قَلِيلًا أَوْ زِدْ عَلَيْهِ وَرَتِّلِ الْقُرْآنَ تَرْتِيلًا


Hai orang yang berselimut (Muhammad), bangunlah (untuk salat) di malam hari, kecuali sedikit (darinya), (yaitu) pada seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu sedikit, atau lebih dari seperdaa itu, Dan bacalah Al-Qur'an itu dengan perlahan-lahan. (Al-Muzzammil [73] : 1-4)


Kemudian Allah SWT memberikan resep agar fokus dengan zikir dan shalat malam dengan cara mengingkari orang-orang kafir. Jauhi orang-orang, ideologi, partai atau isme (pemahaman) yang serupa dengan mereka dalam menyukai keduniaan. 


Apa yang mereka kerjakan dan kejar itu tak ada artinya. Mereka tertipu, justru meninggalkan bekal akhirat di belakang mereka. Partai dan pembesar yang mereka bela mati-matian justru tidak peduli:


{إِنَّ هَؤُلاءِ يُحِبُّونَ الْعَاجِلَةَ وَيَذَرُونَ وَرَاءَهُمْ يَوْمًا ثَقِيلا}

Sesungguhnya mereka (orang kafir) menyukai kehidupan dunia dan mereka tidak mempedulikan kesudahan mereka, pada hari yang berat (hari akhirat). (Al-Insan [76] : 27)

Maksudnya, hari kiamat.


Kemudian Allah SWT berfirman:

{نَحْنُ خَلَقْنَاهُمْ وَشَدَدْنَا أَسْرَهُمْ}

Kami telah menciptakan mereka dan menguatkan persendian tubuh mereka. (Al-Insan [76] : 28)


Ibnu Abbas dan Mujahid serta yang lainnya mengatakan bahwa Kami (Allah SWT) telah menguatkan tubuh mereka.


{وَإِذَا شِئْنَا بَدَّلْنَا أَمْثَالَهُمْ تَبْدِيلا}


apabila Kami menghendaki, Kami sungguh-sungguh mengganti (mereka) dengan orang-orang yang serupa dengan mereka. (Al-Insan [76]: 28)


Kebanggaan yang hampa, hingga Allah SWT pun mencampakkan, yakni: apabila Kami menghendaki, Kami bangkitkan mereka di hari kiamat dan Kami ganti mereka dengan mengembalikan mereka dalam ciptaan yang baru. Ini merupakan dalil yang menunjukkan adanya hari berbangkit. melalui penyebutan penciptaan yang pertama.


Ibnu Zaid dan Ibnu Jarir mengatakan sehubungan dengan makna firman Allah SWT: apabila Kami menghendaki, Kami sungguh-sungguh mengganti (mereka) dengan orang-orang yang serupa dengan mereka. (Al-Insan [76]: 28)


Apabila Kami menghendaki, bisa saja Kami mengganti mereka dengan kaum yang lain selain mereka, yang hal ini berarti semakna dengan apa yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:


إِنْ يَشَأْ يُذْهِبْكُمْ أَيُّهَا النَّاسُ وَيَأْتِ بِآخَرِينَ وَكانَ اللَّهُ عَلى ذلِكَ قَدِيراً


Jika Allah menghendaki, niscaya Dia musnahkan kamu wahai manusia, dan Dia datangkan umat yang lain (sebagai penggantimu). Dan adalah Allah Maha Kuasa berbuat demikian. (An-Nisa [04] : 133)


Dan firman Allah SWT:

إِنْ يَشَأْ يُذْهِبْكُمْ وَيَأْتِ بِخَلْقٍ جَدِيدٍ وَما ذلِكَ عَلَى اللَّهِ بِعَزِيزٍ


Jika Dia menghendaki, niscaya Dia membinasakan kamu dan mengganti(mu) dengan makhluk yang baru, dan yang demikian itu sekali-kali tidak sulit bagi Allah. (Ibrahim [14] : 19-20)


Kemudian disebutkan dalam firman berikutnya:


{إِنَّ هَذِهِ تَذْكِرَةٌ}


Sesungguhnya (ayat-ayat) ini adalah suatu peringatan. (Al-Insan [76] : 29)


Artinya, surat ini adalah peringatan.

{فَمَنْ شَاءَ اتَّخَذَ إِلَى رَبِّهِ سَبِيلا}

maka barang siapa menghendaki (kebaikan bagi dirinya), niscaya dia mengambil jalan kepada Tuhannya. (Al-Insan [76] : 29)


Yaitu jalan Tuhannya. Barang siapa yang menghendaki demikian, niscaya dia mengambil petunjuk dari Al-Qur'an. Semakna dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya dalam ayat yang lain, yaitu:

وَماذا عَلَيْهِمْ لَوْ آمَنُوا بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَأَنْفَقُوا مِمَّا رَزَقَهُمُ اللَّهُ وَكانَ اللَّهُ بِهِمْ عَلِيماً


Apakah kemudaratannya bagi mereka, kalau mereka beriman kepada Allah dan hari kemudian. (An Nisa [04] : 39), hingga akhir ayat.


Adapun firman Allah Swt:

{وَمَا تَشَاءُونَ إِلا أَنْ يَشَاءَ اللَّهُ}


Dan kamu tidak mampu (menempuh jalan itu), kecuali bila dikehendaki Allah. (Al-Insan [76] : 30)

Yakni tiada seorang pun yang mampu memberi petunjuk kepada dirinya, dan tiada (pula mampu) memasukkan iman ke dalam hatinya, dan tiada (pula mampu mendatangkan) manfaat bagi dirinya.


{إِلا أَنْ يَشَاءَ اللَّهُ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلِيمًا حَكِيمًا}


kecuali bila dikehendaki Allah. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui lagi Mahabijaksana. (Al-Insan [76] : 30)


Allah Maha Mengetahui tentang siapa yang berhak mendapat hidayah, lalu dia memudahkan baginya menempuh jalan hidayah dan melancarkan baginya semua sarana yang menuju ke arahnya. 


Dia Maha Mengetahui pula tentang siapa yang berhak mendapat kesesatan, maka Dia memalingkannya dari jalan petunjuk. Semua hikmah yang puncak dan alasan yang mematahkan hujah hanyalah milik Allah belaka, dalam semua perbuatan-Nya. 


Karena itulah disebutkan dalam firman berikutnya: Sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui lagi Mahabijaksana. (Al-Insan [76] : 30)


Firman Allah Swt.:

{يُدْخِلُ مَنْ يَشَاءُ فِي رَحْمَتِهِ وَالظَّالِمِينَ أَعَدَّ لَهُمْ عَذَابًا أَلِيمًا}


Dia memasukkan siapa yang dikehendaki-Nya ke dalam rahmat-Nya (surga). Dan bagi orang-orang zalim disediakan-Nya azab yang pedih. (Al-Insan: 31)


Yaitu Dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Dia menyesatkan siapa yang dikehendaki-Nya. Maka barang siapa yang diberi petunjuk oleh Allah SWT, tiada seorang pun yang dapat menyesatkannya; dan barang siapa yang disesatkan-Nya, maka tiada seorang pun yang dapat memberikan petunjuk kepadanya. 


Manusia mahluk Allah SWT yang paling baik penciptaannya. Mampu berfikir hingga mampu berkreasi menciptakan ideologi, isme dan cara hidup. Tapi Allah SWT mengingatkan sehebat apa pun manusia hakikatnya adalah hamba yang diciptakan untuk beribadah hanya kepada Allah SWT. Jika Manusia tidak menjalankan petunjuk-Nya (Al Quran) dia akan tersesat. Tanpa bimbingan Mursyid Hakiki dia akan menafsirkan  petunjuk itu sesuai seleranya sendiri. Semoga kita dipertemukan dengan Ulama Rabbani dan istiqomah dalam berkhidmah kepadanya. 


Salman Al Farizi

[والله أعلم

Silakan Klik

MutiaraStore

Lengkapi Kebutuhan Anda


Comments

Popular posts from this blog

BERITA DUKA Prof Amin Syukur Wafat